Yang perlu diperhatikan dimana saja kapan saja bila terjadi kecelakaan adalah ABC-nya yaitu: A: airway (jalan napas), B: breathing (pernapasan), dan C: circulation (sirkulasi).
Yang dimaksud jalan napas disini adalah apakah jalan nafas tersumbat atau bebas, sedangkan pernapasan adalah apakah pernapasan ada atau tidak dan sirkulasi adalah melihat apakah sirkulasi darah stabil atau tidak hal ini dapat dinilai dengan memegaang denyut nadi dileher, apakah masih ada atau tidak .
Tindakan yang harus dilakukan sesuai juga dengan urutan di atas, yaitu ABC. Tindakan ini dinamakan juga resusitasi, sebelum melakukan resusitasi ada tiga langkah tindakan yaitu:
http://kharisma.de/images/resusitasi.gif
1. Penentuan kesadaran: penderita dipanggil. Jika tidak ada jawaban, diketok atau dicubit.
2. Usahakan ambulans, polisi dan pertolongan lain.
3. Terlentangkan penderita agar siap diresusitasi. Perhatikan tulang belakang dan leher. Posisi penyelamat di sisi kanan penderita.Lihat gambar disamping.
I. Tindakan Resusitasi
A (Airway) Membebaskan jalan napas
Bila penderita tidak bernafas bebaskan jalan nafas. Ada tidaknya nafas terbukti dengan tidak adanya hembusan nafas dari hidung dan mulut.
http://kharisma.de/images/resusitasi2.gifA. Jalan nafas tertutup oleh lidah dan mungkin oleh pangkal tenggorokan karena lidah jatuh ke belakang.
B. Extensi (dongakan) kepala ke arah belakang sehingga lidah terdorong ke depan. Hindari posisi leher penderita yang tertekuk. Dengan menghindari posisi leher yang tertekuk biasanya napas bisa kembali normal.
Letak rahang (posisi kepala) dipertahankan selama penderita belum sadar.
Perhatikan: bila dicurgai kemungkinan cedera tulang jangan lakukan (hiper)extensi kepala.
B (Breathing) Ventilasi Paru (napas buatan)
Setelah melakukan tindakan A, lakukan kembali penilaian pernafasan. Seperti pada A penilaian pernafasan dilakukan dengan meraba keluarnya udara dari mulut dan atau hidung, dan dengan memperhatikan gerakan pernafasan dada atau perut yang teratur. Jika tidak ada pernafasan setelah jalan nafas bebas (A) tindakan B segera dimulai. Dengan posisi penderita yang sama seperti A lakukan nafas buatan.
http://kharisma.de/images/resusitasi3.gifSambil menutup hidung (tangan kiri) dan menahan rahang bawah di depan, hembuskan udara dengan cukup kuat ke dalam jalan napas penderita.
Perhatikan bahwa dada harus mengembang naik dan dada turun sebagai tanda ekspirasi (keluarnya udara) pasif.
Napas buatan gagal bila tidak terdapat tanda ekspirasi pasif. Bila terlihat benda asing di tenggorokkan, maka tindakan berikutnya adalah membersihkan dan membebaskan jalan napas dari benda asing, karena salah satu tanda adanya benda asing adalah gagalnya ekspirasi pasif. Cara mengeluarkan benda asing lihat tulisan âœBila benda asing masuk ke dalam tubuhâ pada bagian âœKritis benda asing masuk ke dalam saluran pernafasan. Setelah mengeluarkan benda asing lakukan tindakan berikutnya.
C: Circulation : Peredaran darah
Setelah dilakukan tindakan A dan B atau mengeluarkan benda asing yang masuk kembali periksa pernapasan penderita atau menetukan terhentinya jantung atau tidak.
http://kharisma.de/images/resusitasi4.gifPenentuan henti jantung dilihat dari tanda-tanda: penderita tidak sadar, tidak ada pernapasan dan tidak ada denyut nadi di leher. Jika diagnosis henti jantung ditegakkan, masase jantung melalui kempaan dada harus segera dimulai (Tindakan C). Tindakan ini jika dilakukan dengan cara yang salah akan menimbulkan penylit-penyulit sebagai berikut : Patah tulang iga, patah tulang dada, hubungan tulang dada dan tulang iga terlepas, pendarahan rongga dada cedera paru dan cedera hati . Sehingga untuk melakukan tindakan resusitasi ini sebaiknya dengan mengikuti kursus resusitasi.
Cara melakukan resusitasi:
http://kharisma.de/images/resusitasi5.gifLetak dan sikap kedua tangan: di tulang dada bagian sepertiga bawah dengan jari mengarah ke kiri.
Jari tidak boleh menekan dada
http://kharisma.de/images/resusitasi6.gifTempat dan sikap penolong: Lengan tegak lurus dengan sendi siku tetap dalam ekstensi (kepala terdongak).
Perlu diperhatikan kempaan dada tidak mungkin, jika alas baring tidak keras.
Bila penderita tetap tidak bernafas dan tidak ada denyut nadi di leher, lakukan gabungan B dan C.
Gabungan B dan C :
http://kharisma.de/images/resusitasi7.gifGabungan antara B dan C dinamakan juga resusitasi jantung paru.
Jika ada dua penyelamat buka jalan napas. Napas buatan dilakukan oleh penyelamat pertama, sedangkan masase jantung dilakukan oleh orang kedua. Berturut-turut lakukan lima kempaan dada dan satu napas buatan dengan irama kempaan 60-807/ menit.
Jika hanya ada satu penyelamat, lakukan berturut-turut 10 kempaan dan dua napas buatan. Irama kempaan 60-80/menit dan napas buatan dalam waktu 3 detik.
II. Posisi Sisi Mantap
Setelah penderita kembali siuman, letakkan penderita dalam posisi sisi mantap seperti dalam gambar berikut ini:
http://kharisma.de/images/posisi_mantap.gif1. Tekuk siku ke arah dalam
2. Balikan tubuh penderita ke samping, tekuk lengan penderita sebelah luar supaya posisinya tetap stabil
3. Angkat kepala penderita ke arah belakang dengan cara memegang kening dan dagunya.
4. Letakkan tangan penderita di bawah pipi untuk menjaga posisi ini. Usahakan posisi mulut tetap terbuka.
Kemudian segera kontak Notarzt (dokter darurat) . Untuk di Jerman pilih Nomor 112 .
Bila Benda Asing Masuk ke Dalam Tubuh
Anak kecil atau balita sangat suka memasukkan benda asing terutama melalui mulut. Bila benda asing masuk melalui mulut, kemudian ke tenggorokan dan yang lebih berbahaya bila masuk ke saluran pernapasan, anak berada dalam bahaya. Oleh karena itu jauhkan benda-benda kecil dari jangkauan anak usia merangkak sampai usia 3 tahun. Namun benda asing tidak hanya dapat masuk melalui mulut tapi juga masuk melalui hidung telinga atau mulut.
1. Kritis : benda asing masuk ke dalam saluran pernafasan
2. Benda asing dalam hidung atau telinga
3. Mengambil benda asing kecil dalam mata
1. Kritis: benda asing masuk ke dalam saluran pernafasan
Tubuh kita memiliki mekanisme alami bila benda asing masuk ke dalam saluran pernapasan. Dengan batuk yang kuat, benda asing akan keluar denagn sendirinya. Bila tidak juga bisa keluar penderita akan tersedak dan tidak bisa bernafas. Hal ini akan sangat berbahaya sekali. Pertolongan pertama pada kecelakaan semacam ini sangat diperlukan. Sebagai penolong usahakan diri Anda setenang mungkin dan lakukan pertolongan tanpa ragu-ragu:
1. Sedapat mungkin benda asing dikeluarkan dengan jari
2. Pukulan di punggung belakang.
3. Tindakan Perasat heimlich.
Tindakan Perasat Heimlich
Gbr. A.
Penderita dipegang dari belakang di setinggi ulu hati dengan kedua tangan.
Tangan yang satu memegang tangan yang lain
Tekan dengan kuat, sehingga otot ronggga dada (diafragma) naik dan terjadi tekanan tinggi di rongga dada. Tindakan ini dapat mengeluarkan benda asing.
Gbr. B.
Perasat Heimlich dapat dilakukan pada penderita yang duduk di atas kursi.
Penolong berdiri di belakang kursi sambil menyandarkan lutut pada punggung kursi.
Gbr. C.
Perasat Heimlich pada penderita yang berbaring pingsan
2. Benda asing dalam hidung atau telinga
Benda asing yang masuk ke dalam hidung anak kecil atau bayi biasanya tidak selalu dapat segera diketahui. Mengapa? karena dengan sebelah lubang hidung anak masih dapat bernapas.
Hidung yang berdarah, mengeluarkan lendir berbau busuk (bukan karena pilek) dapat dijadikan indikasi masuknya suatu benda asing ke dalam hidung.
Bila anak sudah dapat ,nyingsring` hal ini tidak akan menjadi masalah, karena benda asing dapat keluar dengan sendirinya. Sumbat dengan jari Anda lubang hidung yang sehat (tidak termasuki benda asing). Suruhlah si anak menyingsring.
Bila anak belum dapat melakukannya jangan mencoba mengorek-ngorek hidung dengan harapan benda asing akan keluar. Sebaliknya, dengan melakukan hal ini benda asing akan semakin terdorong ke arah dalam. Dalam kondisi begini segerelah bawa anak ke dokter.
Bila benda asing masuk ke dalam telinga, Anda tidak boleh mengorek-ngorek telinga, hal ini dapat menyebabkan rusaknya genderang telinga.
3. Mengambil benda asing kecil dalam mata
Urut ke arah hidung.
Dengan demikian benda asing akan lebih mudah diambil.
Mata melihat ke atas.
Tarik kulit ke arah bawah
Keluarkan benda Asing dengan ujung tissue yang bersih
Tindakan Pertama pada Kecelakaan saat Berolahraga
Kecelakaan saat berolahraga membutuhkan penanganan dokter sesegera mungkin. Rasa sakit setelah kecelakaan bukanlah patokan perlu tidaknya penanganan dokter. Hanyalah dokter yang dapat mendiagnosa secara tepat apa yang terjadi sebenarnya. Diagnosa dokter yang tepat sangat diperlukan, terlebih lagi pada luka / kecelakaan di sekitar pundak. Penanganan dini dokter akan mempercepat penyembuhan. Janganlah Anda menunggu berhari-hari. Penyembuhan yang mungkin seharusnya hanya beberapa hari bisa menjadi lebih lama, bahkan berminggu-minggu.
Walaupun penanganan dini dokter menentukan, bukan berarti kita mengabaikan pertolongan pertama pada kecelakaan saat berolahraga. Barangsiapa yang tertangani lebih awal, akan lebih cepat pula fit kembali. Misalnya saja, bila memang dibutuhkan penanganan operasi, maka dokter bisa langsung mengoperasi tanpa harus menunggu sampai pembengkakan mereda. Pembengkakan bisa dihindari bila telah dilakukan tindakan pertolongan pertama. Kecelakaan yang terjadi saat berolahrga adalah terkilir dan kejang otot .
A. Terkilir
1. Istirahat
Sendi anggota tubuh yang terkilir bila tidak diistirahatkan akan menjadi lebih parah lagi. Ligament antara sendi tubuh bila terkilir mengalami penegangan. Sehingga bila tidak diistirahatkan dapat putus, disebut torn ligament (Bänderriss)
2. Kompres dingin
Kompres dingin dapat mengurangi pembengkakan, radang dan rasa sakit.
3. Bebat
Bebat atau penekaan pada tempat yang sakit bila dikombinasikan dengan kompres dingin dapat membantu menghindari pembengkakan. Lebih mudah lagi bila terapi ini Anda lakukan dengan menggunakan kompres pendingin yang siap pakai dari Apothek (K�hlkompress).
(Kompress dingin)
Kompres pendingin terdiri dari garam pendingin dan kantong air. Sebaiknya Anda selalu sedia kompress pendingin ini di kulkas.
Penting Anda perhatikan: jangan letakan kompres pendingin langsung pada permukaan kulit. Karena dapat menyebabkan pembekuan (radang karena dingin).Untuk menghindari radang, bungkus kompress dengan kain. Biasanya dijual juga kantong kain untuk kompress. Bila mengkompress kaki yang mengalami patah tulang, jangan lepas kaus kaki.
4. Naikkan bagian tubuh yang terkilir
Setelah dikompres, bagian tubuh yang keseleo sebisa mungkin dinaikkan setinggi posisi jantung. Segera panggil dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Pertolongan dengan obat-obatan
Bila dokter mendiagnosa terkilir pada persendian, terapi yang paling tepat adalah bebat yang dikombinasikan dengan kompres dingin. Sebagai tambahan bisa gunakan obat-obatan dengan kandungan Ibuprofen atau âšAsam Acetylsalicyl. Zat ini dapat menyembuhkan pembengakakan. Untuk pengobatan luar bisa digunakan salep atau krem yang mengandung Ibuprofen, Felbinac, Piroxicam atau Asam Flufenamin yang dapat dibeli di Apothek. Tetapi perlu diperhatikan penggunaan obat-obatan ini bisa mengakibatkan sakit maag, karena efek asamnya yang kuat terhadap lambung.
Dari jenis tumbuhan-tumbuhan Arnika Beinwell atau Acmella ciliata juga membantu penyembuhan.
B. Kejang otot betis
Kejang otot betis dapat diatasi dengan dua cara :
1. Posisi tidur
Rentangkan kaki dan pegang jari-jari kaki. Tarik ke arah Anda. Bisa juga Anda tekan telapak kaki Anda pada permukaan yang datar dan keras misalnya pada tembok.
2. Posisi berdiri
Alihkan berat tubuh Anda pada kaki yang terkena kejang. Tekuk sedikit lutut secara perlahan-lahan. Anda dapat pula menekankan telapak kaki Anda pada permukaan yang datar dan kuat misalnya tembok.
Anda dapat melakukan terapi kompress dingin pada bagian otot kejang. Setelah itu barulah Anda dapat lakukan terapi hangat (misalnya dengan balsam) untuk membantu memperlancar aliran darah. Bila aliran darah lancar kejang otot berkurang.
Kejang betis sangat tidak mengenakkan tapi tidak menyebabkan resiko kesehatan lebih lanjut. Biasanya kejang otot terjadi bila si penderita kurang melakukan pemanasan sebelum berolahraga atau kurang terlatih melakukan olahraga yang lebih lama atau berat. Untuk itu lakukanlah pemanasan dengan benar sebelum anda berolahraga dan lakukan sesuai kesanggupan.
Sekilas tentang kejang otot
Kejang otot terjadi karena otot-otot tidak cukup dialiri darah, sehingga pertukaran zat-zat mineral dalam tubuh tidak dapat berlangsung dengan cepat. Penyebab lain adalah kekurangan mineral. Saat bekerja, otot memerlukan zat-zat mineral seperti natrium, kalsium magnesium atau kalium. Ketika tubuh berkeringat zat-zat mineral ini, terutama natrium, ikut larut dengan keluarnya keringat. Zat-zat mineral tidak hanya keluar melalui keringat tapi juga melalui pembuangan urin. Oleh sebab itu obat cuci perut atau sejenisnya dapat menaikkan resiko kejang otot.
Bukan hanya olahragawan yang sering terkena kejang otot tapi juga kelompok usia tua dan ibu-ibu hamil. Hal ini disebabkan kekurangan magnesium. Untuk menghilangkannya dokter memberikan terapi magenesium. Sebelum anda melakukan terapi magnesium sebaiknya tanyakan dulu ke dokter, apakah terapi ini dapat menimbulkan efek samping. Terlebih lagi bila Anda mengidap sakit ginjal, menjalani terapi penyembuhan jantung maupun darah tinggi. Bila memang ternyata Anda tidak kekurangan magnesium, penggunaan suplemen magnesium yang berlebihan justru berdampak negatif.
Tindakan Tepat Pada Saat Yang Tepat
Secara umum tindakan ABC seperti pada tulisan bagian pertama dapat dilakukan pada jenis kecelakaan apa saja bila memang diperlukan. Tindakan-tindakan khusus menurut jenis kecelakaan dapat Anda ikuti dalam tulisan berikut. Usahakanlah tindakan-tindakan dilakukan secara tenang dengan pikiran tenang tindakan dapat dilakukan secara benar.
Kasus apa saja yang dibahas disini?
* Perdarahan
* Luka bakar/melepuh
* Tersetrum
* Tenggelam
* Patah tulang
A. Perdarahan
Bila terjadi perdarahan di hidung atau mimisan.
* Dudukkan penderita. Bisa juga dalam posisi berdiri (jangan dibaringkan).
* Tundukkan kepala penderita sedikit ke depan taruh kompres dingin di leher bagian belakang.
* Usahakan untuk sering mengganti kompres sehingga bagian belakang leher tetap dingin.
* Kompres panas justru akan memperbanyak perdarahan.
* Biasanya perdarahan akan berhenti setelah 4-5 menit.
Bila perdarahan terjadi pada jari /tangan angkat jari/tangan tinggi-tinggi.
Bila terjadi perdarahan banyak.
* Yang pertama harus anda lakukan adalah menenangkan penderita agar tidak terlalu banyak bergerak.
* Jangan buang waktu dengan mencari-cari tissue atau kain pembalut.
* Setelah penderita tenang barulah Anda lakukan sbb.:
1. Baringkan penderita.
Usahakan bagian tubuh yang terluka dalam posisi yang lebih tinggi dari tubuhnya. Dengan demikian aliran darah ke tubuh yang terluka akan mengalir lebih lambat.
2. Bila pada luka terdapat potongan kaca atau benda lain.
o Tekan bagian bawah dan atas luka.
o Jangan tekan langsung pada lukanya.
3. Bila perdarahan berhenti jangan bersihkan darah-darah yang mengering pada permukaan luka. Darah yang mengering merupakan reaksi alami tubuh untuk mencegah perdarahan lebih lanjut.
4. Bebat luka/Tekan luka dengan sepotong kain bersih. Setelah itu segera panggil dokter atau bawa ke rumah sakit.
Contoh tindakan pada perdarahan:
1. Perdarahan.
2. Tinggikan anggota yang bersangkutan dan lakukan penekanan setempat (1). Bila perlu berikan tekanan pada arteri (2)
3. Letakan gulungan pembalut di bawah balut tekan untuk memberikan tekanan setempat
B. Luka bakar/melepuh
Melepuh terjadi bila sebagian kecil kulit terkena air mendidih atau sesuatu yang panas. Untuk hal ini biasanya pertolongan pertama sudah mencukupi. Pertolongan pertama pada luka bakar yang ringan atau melepuh adalah sbb.:
1. Dinginkan luka dengan air mengalir selama kurang lebih 20 menit.
Pendinginan yang konstan dapat menghindari penyebaran panas pada permukaan kulit.
2. Bila cara di atas tidak memungkinkan, misal Anda dalam perjalanan Anda dapat menggunakan Brandwundenspray yaitu spray untuk luka bakar yang tersedia di apotik.
3. Jangan olesi sembarangan pada luka
Jangan oleskan krem, minyak atau sembarang salep dan jangan pergunakan kapas pada permukaan luka karena dapat menempel
4. Hindari infeksi
Untuk menghindari infeksi pada luka bakar Anda dapat mengoleskan salep atau krem khusus: desinfizierende Wundgele salep desinfektan khusus luka bakar. Tersedia di apotik
5. Biarkan luka terbuka
Bila luka bakar atau kulit yang melepuh kecil usahakan luka tetap terbuka agar mudah kering. Namun hal dilakukan bila memang infeksi relatif kecil terjadi. Bila luka bakar atau melepuh seluas atau lebih luas dari dua kali telapak tangan Anda perlu segera penanganan dokter. Dalam hal ini pertolongan pertama saja tidaklah mencukupi.
C. Tersetrum
Tersetrum terjadi bila seseorang memegang alat elektronik atau kabel listrik yang rusak, bila sudah terjadi begitu otot-otot tangan tidak bisa lagi melepas benda yang menyebabkan penderita tersetrum. Bila Anda memegang penderita tanpa sebelumnya mematikan aliran listrik maka Anda akan terkena strum. Tindakan apa yang dapat Anda lakukan?
1. Segera matikan aliran listrik. Cabut steker. Atau matikan sikring pusat.
2. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang penderita tanpa kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan misalnya, sarung tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan listrik !!), atau tongkat sapu. (lihat gbr disamping).
3. Periksa apakah penderita masih bernapas dengan normal. Bila tidak lakukan pernapasan mulut.
4. Bila penderita masih bernapas dengan normal baringkan dengan posisi sisi mantap . Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan, tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan.Hal ini dilakukan supaya penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ).
5. Hubungi segera dokter atau ambulans
6. Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada permukaan luka.
D. Tenggelam
Bagi anak kecil atau bayi sudah dapat dikatakan tenggelam bila seluruh mukanya tenggelam dalam genangan air yang tidak terlalu dalam, misalnya kolam di kebun. Bila air dalam jumlah banyak tertelan penderita terancam bahaya, Anda dapat melakukan pertolongan pertama sbb.:
1. Angkat kepala atau tubuh penderita dari air, sehingga air dapat keluar dari saluran pernafasan.
2. Bila diperlukan lakukan pernapasn mulut. Walaupun penderita sudah tidak bernapas dalam waktu yang agak lama pernapasan mulut dapat kembali menormalkan pernapasan.
3. Bila pernapasan sudah kembali normal dudukkan penderita
4. Hubungi segera dokter atau ambulans.
E. Patah tulang
Patah tulang terdiri dari dua jenis, yaitu patah tulang terbuka dan petah tulang tertutup. Yang dimaksud patah tulang terbuka ialah patah tulang disertai luka pada permukaan kulit. Sedangkan yang dimaksud patah tulang tertutup adalah patah tulang tanpa disertai luka.
Jatuh dari pohon atau tempat tinggi (misal sehabis meloncat) biasanya hanya menyebabkan patah tulang tertutup.
Anda dapat membedakan antara patah tulang dan keseleo biasa antara lain dengan tanda-tanda sbb:
Biasanya pada patah tulang terdapat:
- Rasa sakit yang amat sangat
- Bagian tubuh yang bersangkutan tidak bisa digerakkan
Untuk penanganan lebih lanjut segera panggil dokter atau ambulans, usahakan penderita jangan bergerak sedikitpun. Jangan beri minum atau makan bagi penderita, siapa tahu diperlukan penangan operasi yang membutuhkan bius total.
Penanganan medis terlebih lagi sangat urgen bila saat jatuh diawali dengan posisi kepala dibawah.
Walaupun penderita tidak merasa sakit perhatikan gejala-gejala yang terjadi setelah jatuh. Misalnya muntah, sakit kepala, keluar darah atau cairan dari hidung atau telinga, sesak napas dan tanda-tanda terhambatnya gerakan tubuh. Bila anda menemukan salah satu diantara gejala diatas segera hubungi dokter atau ambulans.
Pertolongan Pertama I
Salah satu hal penting dalam pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah memeriksa Bahaya, Respon, Saluran Udara, Pernafasan, dan Sirkulasi, atau dalam bahasa Inggrisnya disingkat DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing and Circulation).
Bahaya
Untuk diri sendiri : jangan membahayakan diri sendiri dalam memberikan pertolongan pertama (misal : P3K untuk korban sengatan listrik, kecelakaan lalu lintas, terbakar dll)
Untuk orang lain : jangan biarkan orang lain terancam bahaya
Untuk korban : jauhkan korban dari bahaya (misal : sumber listrik, jalan raya, sumber api dll)
Respon
Periksa apakah korban dapat merespon kita dengan menggoyang dan berteriak
Apakah korban sadar ?
Apakah korban setengah sadar atau bingung ?
Apakah korban tidak sadar tapi memberikan reaksi pada kita ? Apakah korban tidak sadar dan tidak bereaksi ?
Saluran udara
Apakah saluran udara terbuka ?
Apakah korban bernafas ?
Apakah ada benda yang dapat menyumbat saluran udara, seperti darah / muntah ?
Pernafasan :
Periksa apakah korban bernafas dengan :
-Lihat naik turunnya dada korban
-Dengarkan bunyi nafas korban
-Rasakan pernafasan dengan meletakkan tangan pada dada
Sirkulasi :
-Adakah denyut nadi leher ?
-Apakah denyut nadi leher kuat dan beraturan ?
-Apakah korban kehilangan darah yang banyak ?
Apabila korban sadar, beri pertolongan sesuai dengan gejala.
Apabila korban tidak sadar dan bernafas, letakkan pada posisi stabil dan beri pertolongan pada luka (bila ada).
Apabila korban tidak sadar, tidak bernafas, dan denyut nadi ada, beri pernafasan buatan.
Apabila korban tidak sadar, tidak bernafas, dan tidak ada denyut nadi, berikan CPR (resusitasi jantung paru).
Posisi Stabil (Korban Tidak Sadar)
Saluran udara pada korban yang tidak sadar dapat tersumbat muntah atau tersumbat lidah. Untuk menghindari hal tersebut, letakkan korban pada posisi yang memastikan terbukanya saluran udara, yaitu posisi stabil.
Posisi stabil adalah posisi korban berbaring pada sisi tubuh, dengan kepala korban sejajar dengan badan (tidak bersandar bantal atau benda lain) dan dagu agak dinaikkan. Posisi ini memastikan tidak tertelannya muntah bila korban muntah, dan menjauhkan lidah dari pintu saluran udara.
Cara meletakkan korban pada posisi stabil:
* Siapkan korban dengan memeriksa pernafasannya, mengeluarkan benda yang memenuhi kantong, melepaskan kalung dan kacamata
* Berlutut di samping korban, dan telentangkan satu tangan korban yang dekat dengan kita
* Tekukkan satu kaki korban (yang jauh dari kita) pada lututnya
* Dorong kaki korban yang tertekuk dan bahu korban ke arah kita sehingga korban sekarang berbaring pada sisi tubuhnya menghadap kita
* Letakkan kepala korban pada permukaan, tengadahkan dagunya sedikit
Pertolongan Pertama II
Seorang pemberi pertolongan pertama bertugas:
* Memeriksa keadaan tanpa membahayakan diri sendiri, misalnya memeriksa apakah masih ada kabel listrik tegangan tinggi di sekitar korban, atau ada ceceran bahan kimia berbahaya dll.
* Menenangkan korban dan melindunginya dari bahaya yang mungkin timbul.
* Jika perlu membawa korban kembali ke tempat tinggalnya atau ke tempat sarana medis terdekat.
Sikap tenang dan percaya diri selama menilai situasi dan melakukan perawatan medis yang diperlukan, akan menentramkan semua orang terutama korban dan membuat mereka yakin ia akan mampu mengatasi situasi.
Seorang pemberi P3K yang bijaksana tidak hanya tergantung dari barang-barang yang ada dalam perlengkapan P3Knya, tetapi ia akan berusaha untuk menggunakan barang apa saja yang ada di sekitarnya, dan apabila perlu ia akan membuatnya sendiri, misalnya tandu darurat, penyangga darurat dan lain-lain.
Hal-Hal Yang Perlu Dicermati:
* Urutan Kejadian; Bagaimana Kecelakaan Terjadi?, Tanyakan pada korban dan saksi mata.
* Gejala; Dengar baik-baik segala ucapan korban, apakah ia merasa sakit? Lihat secara jelas, bagian tubuh mana yang mengalami pendarahan?Dapatkah digerakkan?
* Tanda-Tanda; Periksa korban dari ujung kepala hingga kaki dengan cermat, bandingkan ke dua sisi badan korban. Adakah kejanggalan yang terlihat atau teraba? Apakah korban mengenakan tanda-tanda medis seperti gelang medis
* Perkecil Resiko terjadinya kecelakaan susulan; misalnya terjadi kecelakaan lalu lintas, perkecil resiko terjadinya kebakaran dengan mematikan stater / kunci kontak, segera siagakan alat pemadam kebakaran. Peringatkan Kendaraan lain yang melewati tempat kejadian, seperti dengan memasang segitiga pengaman atau tunjuk beberapa orang untuk mengatur lalu lintas
* Saksi Mata
Bila korban mendapat kecelakaan karena:
• Berhubungan dengan Listrik
Bila korban terkena sengatan listrik tegangan rendah, misalnya di ruang tamu, hentikan aliran listrik dengan mematikan sekering atau mencabut stop kontak. Bila hal ini sulit untuk dilakukan, berdirilah pada permukaan yang kering, misalnya gulungan kertas, keset karet dll, dan sentakkan anggota tubuh korban yang terkena aliran listrik tersebut dengan benda yang bukan menghantarkan arus listrik, misalnya tangkai sapu. Kemudian baru lakukan pertolongan pertama seperlunya. DILARANG MENYENTUHKAN KORBAN DENGAN BENDA BASAH, karena air merupakan penghantar listrik yang baik.
• Berhubungan dengan Kendaraan Pengangkut Bahan Kimia
Biasanya kendaraan pengangkut bahan kimia selalu memberikan tanda-tanda peringatan, misalnya apakah cairan yang dimuat mengandung zat beracun, zat mudah terbakar, zat korosif dll. untuk itu kita harus berhati-hati dalam menanganinya. Misalnya kita ragu-ragu untuk menolongnya, usaha paling bagus adalah dengan segera melaporkan kecelakaan tersebut dengan data-data yang ada.
• Berhubungan dengan Binatang Buas atau Berbisa
Sebelum kita melakukan pertolongan pertama, alangkah bijaksananya bila kita terlebih dahulu mengecek apakah binatang tersebut masih ada di tempat kejadian atau sudah pergi.
Pemberian Nafas Buatan
Pemberian nafas buatan pada korban yang tidak bernafas sangat penting sebab otak mengalami kerusakan bila tidak mendapatkan oksigen lebih dari 3 menit.
Ada beberapa cara pemberian nafas buatan :
* Mulut ke mulut : pemberian nafas buatan dilakukan dari mulut penolong ke mulut korban (mulut korban tertutup mulut penolong)
* Mulut ke hidung : dilakukan bila mulut korban mengalami luka, pemberian nafas buatan dilakukan dari mulut penolong ke hidung korban, mulut korban ditutup pada saat udara dihembuskan dan dibuka penghembusan udara keluar
* Mulut ke hidung dan mulut : dilakukan pada korban anak
Gejala nafas terhenti :
* Pingsan
* Nafas terhenti atau bernafas kurang dari 4 ? 5 kali per menit
Prosedur pemberian nafas buatan :
1. Periksa bahaya sekitar
2. Gulingkan korban ke arah berlawanan dengan kita, periksa saluran udara
3. Terlentangkan korban, buka saluran udara
4. Lihat, dengar dan rasakan apakah korban bernafas (bila bernafas, letakkan pada posisi stabil)
5. Berikan 5 nafas buatan, periksa naik turunnya dada
6. Periksa denyut nadi ? Denyut nadi ada
7. Berikan satu nafas buatan setiap 4 detik (15 nafas per menit)
8. Untuk anak dan bayi, berikan satu nafas buatan setiap 3 detik (20 nafas per menit)
9. Periksa denyut nadi setelah 1 menit, kemudian setiap 2 menit
10. Periksa saluran udara, waspada terhadap muntah
Nafas buatan yang diberikan secara penuh (menghembus dengan penuh) kepada korban dewasa, untuk anak dan bayi, kurangi hembusan karena terlalu banyak udara yang dihembuskan kepada anak dan bayi dapat terarah ke keronkongan dan perut dan menyebabkan muntah. Pemberian nafas buatan kepada anak dan bayi biasa dilakukan dengan memenuhi rongga mulut penolong dengan udara dan mengeluarkannya sedikit demi sedikit ke rongga mulut anak/bayi.
Pemberian nafas buatan dilakukan sampai korban bernafas sendiri, atau sampai bantuan medis datang, atau bila korban mengalami ?cardiac arrest? (jantung berhenti ? ditandai dengan tidak berdenyutnya nadi) maka resusitasi jantung paru (CPR) harus dilakukan.
Cara Melakukan P3K yang Terbaik
Sampai sekarang ini, banyak mitos seputar pertolongan pertama pada kecelakaan, yang diterapkan oleh orangtua. Anjuran atau saran dari mulut ke mulut ini sebenarnya banyak yang keliru, Namun, terlanjur sudah di anggap benar sehingga terus di terapkan. Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ( P3K ) yang harus dihindari.
Membersihkan Luka Teriris Dengan Peroxide atau Alkohol
Salah : Sebab, saat dioleskan keluka yang terbuka, akan menimbulkan rasa yang sangat perih.
Penanganan yang Terbaik : Bersihkan luka dengan air. Lalu oleskan salep antibiotik, dan tempelkan bandage.
Mengoleskan Mentega Pada Luka Bakar
Salah : Sebab, mentega berperan sebagai pengunci pada kulit, dapat menyebabkan panas terus bertahan dan memperburuk luka bakar. Selain itu, juga meningkatkan risiko infeksi.
Penanganan yang Terbaik : Siram atau letakkan bagian yang terkena panas dibawah air yang mengalir, misalnya kran air sekitar 1 menit lamanya. Atau kompres bagian yang terkena dengan lap basah. Sesudah itu, oleskan lotion antibakteri untuk mencegah infeksi. Tutuplah daerah yang terkena dengan bandage steril dan kering. Lalu hubungi dokter.
Memindahkan Anak yang Jatuh Dengan Cedera Kepala, atau Punggung, Ketempat yang Lebih Tinggi dari Tinggi Badannya
Salah : Sebab, jika tulang punggungnya cedera, bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
Penanganan yang Terbaik : Bila anak Anda kesakitan atau tidak sadar, segera panggil ambulance atau bawa ke rumah sakit. Usahakan untuk membuat anak Anda tetap diam. Kendatipun dia masih dapat berdiri dan berjalan seperti biasa, tetap bawa ke dokter. Anak dengan cedera parah, seperti tulang selangka patah, kadang masih bisa berjalan selama beberapa hari tanpa merasakan adanya masalah.
Mengeluarkan Kotoran Seperti Debu, Tanah atau Pasir dari Mata Anak
Salah : Sebab, Anda bisa menggores mata anak Anda dan menggurat kornea mata anak Anda.
Penanganan yang Terbaik : Bersihkan mata dengan air dindin, pastikan kepala anak Anda dimiringkan sehingga mata yang terkena berada pada posisi yang rendah dan kotoran tidak terbawa ke dalam mata. Jika kotoran tetap tinggal di dalam, atau anak Anda merasa sakit, mata merah, bengkak atau mengeluarkan sesuatu dari dalam mata, segera bawa anak Anda ke dokter spesialis anak.
Meletakkan Es Langsung Pada Daerah Cereda
Salah : Sebab, memberikan suhu dingin secara cepat pada otot yang cedera atau disengat serangga dapat menjaga bengkak dan rasa sakit pada tingkat minimum. Tetapi, jangan letakkan es lengsung pada kulit. Cara ini bisa menimbulkan rasa terbakar.
Penanganan yang Terbaik : Masukan segenggam es batu ke dalam kantong plastik. Lalu bungkus kantong dengan saputangan handuk atau lap basuh dari handuk. Kemudian kompreskan di atas luka sekitar 15 menit lamanya.
KETRAMPILAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PENDAHULUAN
1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman :
a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat
2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
a. Berhenti bernafas
b. Pendarahan parah
c. Shok
d. Patah tulang
3. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.
MATERI POKOK
1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. P3K bagi pasien yang berhenti bernafas
Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan.
Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban.
Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
1) Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
2) Rahang ditarik sampai mulut terbuka
3) Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
4) Tiup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
b. P3K bagi korban Sengatan Listrik
1) Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
2) Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
3) Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
c. P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
1) Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti.
Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika.
Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus-menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
2) Luka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
3) Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
d. Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
1) Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
2) Tanda-tanda Shok
a) Denyut nadi cepat tapi lemah
b) Merasa lemas
c) Muka pucat
d) Kulit dingin, kerinagt dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
e) Merasa haus
f) Merasa mual
g) Nafas tidak teratur
h) Tekanan darah sangat rendah
3) Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
a) Menghentikan pendarahan
b) Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
c) Memberi nafas buatan
d) Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
4) Langkah – langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
a) Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
b) Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
c) Usahakan pasien tidak melihat lukanya
d) Pasien/penderita yang sadar, tidak muntha dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
- 1 sendok teh garam dapur
- ½ sendok teh tepung soda kue
- 4-5 gelas air
- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
e) perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
f) Cepat-cepat panggil dokter
e. P3K patah tulang
1) Tanda-tanda patah tulang
a) Penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
b) Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
c) Ada rasa nyeri kalau digerakkan
d) Kulit tidak terasa kalau disentuh
e) Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
2) Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
a) Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
b) Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
c) Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- hentikan pendarahan serius yang terjadi
- usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- upayakan lalu lintas udara tetap lancer
- jika diperlukan buatlah nafas buatan
- jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
d) Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang.
Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
3) Macam-macam patah tulang dan pertolongan pertamanya
a) Patah lengan bawah Pergelangan Tangan
Letakkan perlahan-lahan lengan bawah tersebut ke dada hingga lengan membentuk sudut 90 derajat dengan lengan atas, sedang telapak tangan rata di dada
• Siapkan 2 pembelat ( bidai ) yang dilengkapi dengan kain pengempuk, satu untuk membelat bagian dalam, sedang yang lain untuk membelat bagian luar
• Usahakan pembelat merentang dari siku sampai ke punggung jemari
• Aturlah gendongan tangan ke leher sedemikian rupa sehingga ketinggian ujung-ujung jari hanya 7,5-10 cm dari siku
Patah Tulang lengan Atas (siku ke bahu)
Letakkan tangan perlahan-lahan ke samping tubuh dalam posisi sealamiah mungkin
• Letakkan lengan bawah di dada dengan telapak tangan menempel perut
• Pasang satu pembelat (bidai) yang sudah berlapis bahan empuk di sebelah luar lengan dan ikatlah dengan 2 carik kain di atas dan di bawah bagian yang patah
• Buatlah gendongan ke leher, tempelkan ke lengan atas yang patah ke tubuh dengan handuk atau kain yang melingkari dada dan belatan (bidai)
c) Patah Tulang Lengan Bawah
Letakkan pembelat (bidai) berlapis di bawah telapak tangan, dari dekat siku sampai lewat ujung jemari.
d) Patah Tulang di paha
• Patah tulang di paha sangat berbahaya, tanggulangi shok dulu dan segera panggil dokter
• Luruskan tungkai dan tarik ke posisi normal
• Siapkan 7 pembalut panjang dan lebar
• Gunakan 2 pembelat papan lebar 10-15 cm yang dilapisi dengan kain empuk
• Panjang pembelat untuk bagian luar harus merentang dari ketiak sampai lutut, sedangkan pembelat untuk bagian dalam sepanjang dari pangkal paha sampai ke lutut.
f. Pembalut dan Pembalutan
1) Pembalut
Macam-macam pembalut :
a) Pembalut kasa gulung
b) Pembalut kasa perekat
c) Pembalut penekan
d) Kasa penekan steril (beraneka ukuran)
e) Gulungan kapas
f) Pembalut segi tiga (mitella)
2) Pembalutan
a) Pembalutan segitiga pada kepala, kening
b) Pembalutan segitiga untuk ujung tangan atau kaki
c) Pembungkus segitiga untuk membuat gendungan tangan
d) Membalut telapak tangan dengan pembalut dasi
e) Pembalutan spiral pada tangan
f) Pembalutan dengan perban membentuk angka 8 ke tangan atau pergelangan tangan yang cidera.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja
Kamis, 03 Juni 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar